Pemerintah Indonesia secara resmi telah mengumumkan adanya peningkatan harga bahan bakar minyak. Hal ini tentu menimbulkan efek yang luas dan dampak kenaikan BBM tersebut bukan masyarakat saja yang merasakan namun merambah juga pada semua sektor dan usaha.
Yang paling terkena dampaknya secara langsung ya tentu saja semua sektor bisnis yang bergerak pada bidang logistik serta transportasi. Namun tentu saja pada akhirnya masyarakat sebagai konsumen akhirlah yang paling merasakan dampaknya.
Lantas apa saja dampak kenaikan BBM bagi para pengusaha serta masyarakat luas? Dan tindakan apa saja yang dapat mengurangi efek dari keadaan tersebut? Mari silahkan ikuti uraiannya pada artikel di bawah ini.
Ada 2 dampak signifikan yang sangat terasa akibat terjadi kenaikan harga BBM, yaitu bagi pengusaha di sektor bisnis serta bagi masyarakat sebagai konsumen akhir.
Terjadinya kenaikan harga BBM sebagai hasil kebijakan yang pemerintah pusat berlakukan, menimbulkan adanya dampak kenaikan BBM pada sektor bisnis. Bagaimana tidak? Pada sektor ini terdapat kendaraan bermotor yang merupakan unsur penting yang tak dapat terhapus.
Tentu saja semua kendaraan pengangkut tersebut akan membutuhkan BBM sebagai bahan bakarnya. Sedangkan semua jenis BBM mulai dari Solar, Pertamax atau Pertalite telah mengalami peningkatan harga.
Khusus pada bidang bisnis logistik, salah satu efek yang tak dapat terhindarkan adalah terjadinya kenaikan biaya angkut produksi dari first mile (hulu) hingga ke bagian hilir.
Aktivitas di bagian hulu misalnya adalah kegiatan pengangkutan dari Pelabuhan untuk membawa bahan dasar menuju pabrik. Kegiatan pengangkutan berlanjut ketika proses produksi telah usai, berlangsung dari pabrik ke bagian distribusi.
Lantas pada bagian akhir, dari area distribusi barang harus melakukan pengangkutan ke bagian akhir menuju konsumen atau pengguna. Tentu saja semua proses pengiriman produksi tersebut akan memanfaatkan alat angkut yang memerlukan bahan bakar bukan?
Nantinya dampak kenaikan BBM tentu saja akan berimbas pada masyarakat yang merupakan konsumen akhir atas produksi barang atau jasa tersebut.
Contohnya karena terjadi kenaikan ongkos angkut pada berbagai barang kebutuhan harian maka tentu terjadi juga penyesuaian harga pada berbagai barang tersebut.
Uniknya dampak kenaikan BBM yang berimbas ke masyarakat sebagai pasar yang menyerap barang produksi atau jasa, akan kembali memukul kalangan pebisnis.
Efek domino yang timbul adalah terjadinya penurunan atau penyesuaian daya beli pada pola konsumsi pasar, bahkan mungkin juga hilangnya konsumen. Suatu keadaan yang mewajibkan pebisnis untuk menghindarinya.
Nah untuk mempertahankan bisnisnya di tengah kelesuan ekonomi akibat dampak kenaikan BBM, para pengusaha harus pandai-pandai memutar otak untuk melakukan efisiensi. Hal tersebut bertujuan menekan pembengkakkan pengeluaran biaya konsumsi BBM kendaraan.
Selain itu, efisiensi pada bidang industri juga berguna untuk mencegah hal serius lain yang mungkin akan terjadi, yaitu timbulnya inflasi.
Yang mana hal ini akan menyebabkan beban biaya perusahaan meningkat sehingga terpaksa melakukan cara bertahan, salah satunya dengan PHK massal. Jelas hal ini jadi semacam lingkaran setan yang tiada henti bergulir antara sektor industri dan konsumennya bukan?
Lantas langkah apa yang bisa masyarakat serta para pengusaha lakukan guna meminimalisir dampak kenaikan BBM tersebut?
Hal pertama dan sederhana yang dapat masyarakat lakukan adalah mengubah gaya hidup konsumtif yang selama ini menjadi bagian pola keseharian. Misalnya saja mengurangi kebiasaan untuk jajan di luar rumah dengan memasak makanan sendiri.
Atau mengurangi jumlah konsumsi rokok, bagi anggota masyarakat yang perokok. Selain secara kalkulasi, hal ini dapat menyebabkan keuntungan finansial dan akan meningkatkan kesehatan jasmani pula.
Langkah yang kedua demi menanggulangi dampak kenaikan BBM adalah memaksimalkan kapasitas penumpang. Hal ini dapat menjadi solusi terbaik, baik bagi masyarakat maupun bagi pengusaha atau pebisnis.
Contoh nyatanya Anda dapat melakukan janji dengan teman yang memiliki lokasi kerja serta tempat tinggal yang satu tujuan untuk pergi dan pulang bersama. Hal ini tentu akan sangat menghemat pengeluaran ongkos bensin, biaya tol serta biaya rawat kendaraan.
Sedangkan bagi pebisnis cara ini juga bisa diaplikasikan dengan melakukan perencanaan rute yang efisien. Caranya adalah dengan memanfaatkan aplikasi modern yang mampu membantu melakukan penghitungan rute yang paling efisien.
Nantinya aplikasi akan melihat riwayat perjalanan kendaraan, lalu membuat perencanaan rute yang paling efisien bagi Anda. Aplikasi juga dapat melakukan pengaturan notifikasi otomatis, berupa rute awal, rute akhir, dan lain-lain sehingga terjadi penghematan BBM.
Apabila Anda tak mungkin melakukan berbagai cara tersebut, maka pertimbangkanlah untuk memakai moda transportasi tanpa BBM beberapa kali dalam sebulan. Misalnya Anda merencanakan untuk naik sepeda ke kantor pada tiap hari Jumat atau Sabtu.
Hal ini selain dapat menghemat pengeluaran, juga akan membuat badan Anda lebih segar dan sehat. Jika mungkin, tingkatkan rutinitas tersebut agar hasil penghematan dapat terasa secara signifikan.
Lakukan pengurangan terhadap aktivitas keluar rumah atau kantor pada berbagai kegiatan yang tak terlalu penting. Atau jika memang harus, Anda bisa juga menggantinya melalui fasilitas daring.
Cara yang paling akhir adalah melakukan perawatan secara rutin dan berkala pada kendaraan operasional, baik di rumah maupun di perusahaan. Kendaraan yang mendapatkan perawatan rutin pasti memiliki mesin yang terawat.
Hal tersebut sudah bukan rahasia lagi akan sangat berpengaruh pada konsumsi bahan bakar atau BBM. Lakukan pengecekan atau servis kendaraan secara rutin agar kondisi mesin dapat tetap prima.
Bukan hanya pada bagian mesinnya saja, Anda juga harus melakukan perawatan pada bagian luar kendaraan, misalnya cek tekanan udara pada roda kendaraan. Meski terkesan sepele akan tetapi dampaknya akan terasa pada konsumsi BBM secara tak langsung.
Tekanan udara yang sesuai dengan kebutuhan roda akan menjadikan tahanan gulir mobil menjadi stabil, sehingga konsumsi BBM akan lebih sedikit. Bagaimana tidak, mobil tentu akan lebih ringan bergerak tanpa beban berat yang bersumber dari roda kendaraan.
Pada akhirnya Anda dapat menarik kesimpulan jika terjadinya peningkatan harga BBM adalah faktor yang sepenuhnya tak dapat dikontrol oleh pebisnis serta masyarakat. Yang bisa Anda perbuat hanya satu, yaitu melakukan penyesuaian serta efisiensi atas berbagai pos pengeluaran.
Hal tersebut pasti jauh lebih mungkin untuk Anda perbuat guna menanggulangi dampak kenaikan BBM agar tak terlalu berakibat lebih dalam lagi. Demikianlah uraian yang dapat disampaikan, semoga dapat membuka wawasan serta bermanfaat.
Silahkan daftarkan perusahaan logistik Anda di Indonesia Logistik untuk meningkatkan visibilitas perusahaan Anda pada klien yang potensial.