Aktivitas perdagangan saat ini sudah berkembang pesat karena dukungan dari berbagai lini. Kemudahan dalam mengakses informasi, melakukan transaksi keuangan hingga layanan pengiriman memungkinkan seseorang bertransaksi dengan orang lain yang lokasinya berjauhan. Salah satu elemen kunci dalam hal ini adalah distribusi barang. Dalam konteks distribusi atau pengiriman, terdapat istilah pengiriman mid mile yang menjadi bagian dari proses transportasi barang.
Istilah tersebut merupakan sebutan untuk aktivitas pengiriman dengan jarak menengah yang terjadi dari satu titik layanan ke titik layanan lain. Praktek ini bisa terjadi antara satu hub dengan hub lain, gudang ke kantor distribusi ataupun dari gudang ke outlet retail. Sistem pengiriman ini seringkali juga disebut dengan pengiriman lokal karena hanya menempuh jarak yang dekat.
Pelaku bisnis online yang bekerja dalam skala besar butuh mengelola proses pengiriman jarak menengah ini dengan efisien dan teliti. Kesalahan atau efisiensi yang rendah bisa berdampak buruk dan menurunkan kinerja, bahkan bisa menyebabkan kerugian.
Permasalahan pada satu rantai pengiriman jarak menengah bisa membuat pengiriman menjadi tertunda secara beruntun seperti efek domino. Efisiensi yang rendah bisa berdampak pada pengeluaran yang berkali lipat karena aktivitas distribusi yang bisa dilakukan sekali karena faktor efisiensi rendah menjadi harus dilakukan dalam dua kali pengiriman.
Sistem pengiriman menengah bisa menjadi solusi untuk mengencangkan rantai distribusi. Tujuannya adalah menghindarkan sebuah titik distribusi mengalami kekosongan stok suatu jenis produk. Hal ini sangat penting dalam bisnis retail karena berkaitan langsung dengan aspek pengalaman konsumen.
Dalam dunia distribusi produk, setiap produk akan selalu menjalani pengiriman jarak menengah karena bisa dipastikan ada fasilitas produksi, pusat distribusi dan outlet atau retail yang tidak berada di satu lokasi.
Praktek distribusi barang dengan membagi menjadi pengiriman menengah dan pengiriman akhir bisa meningkatkan efisiensi bisnis, menciptakan harga komparasional dan kompetitif dan tentu saja margin keuntungan yang baik.
Bisnis retail memiliki spesifikasi yang unik karena berada di bagian hilir dari rantai distribusi yang menghubungkan produsen dan konsumen. Bisnis ini memiliki fokus pada aktivitas menjual produk atau jasa pada konsumen tingkat akhir untuk dikonsumsi atau tidak dijual kembali.
Praktek penjualan pada bisnis retail juga sangat fleksibel meski membidik konsumen akhir. Transaksi bisa dilakukan dengan menjual produk secara eceran maupun dalam jumlah banyak, tetapi tetap dengan harga eceran. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor kunci margin keuntungan tinggi pada bisnis ini.
Salah satu ciri dari tipe produk yang dijual dalam bisnis retail umumnya adalah produk konsumsi. Produk ini dapat berupa barang konsumsi langsung ataupun bukan, seperti produk yang berupa jasa. Umumnya sebuah bisnis retail akan berkaitan erat dengan produk – produk kebutuhan rumah tangga atau kebutuhan pokok.
Dalam praktek bisnis retail; keterlibatan pengiriman mid mile terjadi pada aktivitas memindahkan barang dari Distribution Center ke outlet penjualan. Format mid mile sebagai rantai distribusi memberi peluang untuk meningkatkan efisiensi berupa penghematan biaya logistik.
Selain itu juga terdapat keuntungan lain berupa kecepatan distribusi ke outlet – outlet yang ada.
Artinya kebutuhan stok ulang atau penambahan barang yang sudah terjual bisa dilakukan dengan lebih efisien karena dilakukan dalam jarak dekat atau mid mile.
Keuntungan lain dari praktek distribusi dengan pola pengiriman mid mile adalah menghindari kekosongan stok barang. Efisiensi distribusi yang berjarak dekat ini bisa memastikan setiap produk yang berkurang kembali terisi sebelum habis dalam jangka waktu yang singkat.
Dampaknya adalah kemampuan meningkatkan pengalaman positif berupa kepuasan konsumen karena tidak harus mengalami barang habis ketika sedang dibutuhkan. Hal yang terkesan sangat sederhana ini justru sangat penting dalam konteks bisnis retail.
Pengalaman positif yang dialami pelanggan merupakan salah satu bentuk dorongan psikologis untuk melakukan repurchase atau pembelian ulang. Artinya pengalaman positif yang dialami konsumen biasa kemudian bisa mengubahnya menjadi pelanggan.
Praktek distribusi mid mile ini kini sudah sangat umum dilakukan oleh jaringan minimarket yang ada di Indonesia. Salah satu cirinya adalah memiliki banyak gudang yang tersebar dan dilakukan distribusi barang ke setiap outlet dengan frekuensi yang sering.
Faktor kepuasan pelanggan dalam wujud pengalaman positif karena benar – benar serba ada menjadi salah satu elemen kunci yang membuat jaringan minimarket memiliki pelanggan setia.
Keberhasilan praktek pengiriman jarak menengan ini bisa membuat sebuah minimarket sebagai outlet retail yang bisa melayani one stop shopping atau layanan belanja serba. Hasilnya adalah menjadikan minimarket sebagai solusi belanja yang bisa diandalkan.
Ada beberapa hal utama yang wajib diperhatikan dalam praktek pengiriman mid mile untuk kebutuhan retail. Salah satu hal yang paling penting adalah perencanaan rute. Rute pengiriman untuk mid mile delivery sebaiknya dinamis dan tidak terpaku pada satu alur. Hal ini didasari oleh kebutuhan berbeda pada setiap titip pengiriman sehingga sangat mungkin ada titik pengiriman yang dilewatkan karena tidak ada kebutuhan pengiriman.
Hal lain yang juga tidak kalah penting adalah sistem tracking atau pelacakan. Posisi armada yang melakukan pengiriman sebaiknya diketahui. Hal ini berkaitan dengan dinamika rute yang harus ditempuh sehingga perubahan rute sangat mungkin terjadi di tengah aktivitas pengiriman.
E-Commerce merupakan sebuah skema bisnis yang sedikit berbeda jika dibandingkan transaksi jual beli pada umumnya. Perbedaannya ada pada praktek transaksi yang dijembatani oleh media komunikasi berupa internet dan transaksi keuangan melalui transfer untuk menyelesaikan transaksi.
Karena lokasi yang berbeda dan transaksi yang dilakukan tidak secara langsung, maka dibutuhkan solusi perpindahan barang. Pada bagian inilah pengiriman atau perpindahan barang mid mile delivery terjadi pada skema e-commerce. Perpindahan jarak menengah ini terjadi ketika barang dipindahkan dari pusat distribusi besar ke titik distribusi yang lebih kecil dan memiliki jumlah yang semakin banyak.
Pada pemrosesan pengiriman barang itulah pengiriman mid mile bekerja dan melibatkan praktek pengelolaan stok barang serta memperkirakan kebutuhan stok untuk toko online atau situs penjualan.
Faktor kejelasan data yang diperoleh melalui aktivitas pengiriman barang bisa sangat berguna dalam mengelola inventaris stok barang. Pengelolaan stok ini terjadi di tingkat pusat distribusi, fasilitas pengelola suplai hingga tingkat toko online.
Praktek pengiriman jarak menengah juga bermanfaat untuk melakukan respon atau menanggapi adanya permintaan di luar kebiasaan atau kebutuhan pengiriman dengan jadwal yang berbeda.
Kondisi ini bisa terjadi karena dinamika pesanan atau transaksi yang terjadi dengan pihak konsumen.
Praktek mid mile delivery atau pengiriman jarak menengah bisa menjadi bagian penting dari strategi pengelolaan bisnis e-commerce ataupun retail. Pengiriman mid mile bisa meningkatkan efisiensi dan mengencangkan rantai distribusi agar ketersediaan stok barang di titik – titik tujuan selalu terpenuhi.