Risiko impor tentunya selalu ada dalam menjalan suatu bisnis dan tidak bisa terhindarkan. Ini merupakan hal wajar yang akan para pelaku bisnis alami ketika menjalankan suatu usahanya.
Tahukah Anda apa saja risiko bisnis tersebut dan cara mengatasinya? Sebelum itu, ketahui dulu hukum impor di Indonesia secara umum.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, menjelaskan bahwa impor merupakan kegiatan memasukkan barang dalam daerah pabean.
Daerah pabean wilayah Republik Indonesia ini meliputi wilayah daratan, perairan, dan ruang udara serta tempat-tempat pada ZTE serta landasan kontinen. Hal ini termasuk dalam UU nomor 17 tahun 2006.
Nah, untuk meminimalisir risiko dalam transaksi jual beli dalam dan luar negeri ini, maka pihak pembeli bisa menggunakan jasa dari pihak ketiga, semisal bank untuk menitipkan uangnya tersebut.
Perlu Anda ketahui, bahwa risiko bisnis akan menjadi lebih besar terhadap transaksi ekspor dan impor karena melibatkan dua atau lebih yurisdiksi, serta pembeli dan penjual yang berada pada negara yang berbeda. Bahkan, sistem hukumnya dan mata uangnya pun berbeda.
Nah, berikut ini ada beberapa risiko bisnis yang perlu Anda ketahui.
Dalam commercial credit risk terdapat beberapa poin yang perlu Anda pahami, yaitu:
Pada acceptance risk ini, pembeli akan mencari berbagai alasan untuk tidak bersedia menerima barang yang sudah penjual kirimkan.
Alasannya sendiri adalah dokumen yang melindungi barang tersebut tidak sesuai dengan kontrak penjualan atau perjanjian jual beli yang sudah pembeli dan penjual sepakati sebelumnya.
Hal ini terjadi karena memang harga barang yang sudah pembeli pesan sedang mengalami penurunan atau munculnya barang pengganti.
Risiko impor selanjutnya adalah financial risk atau risiko finansial. Untuk alurnya sendiri adalah seperti berikut ini:
Ada banyak sekali poin penting yang ada dalam operational risk atau risiko operasional dalam bisnis. Antara lain adalah sebagai berikut ini:
Kurangnya pengawasan mutu dari barang ekspor. Salah satu contohnya adalah adanya kecerobohan dalam pengawasan mutu barang.
Standar dari packing atau pengemasan yang tidak terpenuhi. Semua barang ekspor ini minimal harus sudah memenuhi standar Seaworthy Export Packing.
Hal ini biasanya karena adanya ketidakcermatan dalam mempersiapkan barang ekspor. Misalnya adalah dengan tidak mempersiapkan sertifikat yang dibutuhkan.
Hal ini karena ketidaktelitian dalam melakukan penimbangan barang ekspor.
Dalam hal ini biasanya karena adanya kenaikan harga bahan baku untuk membuat komoditas ekspor. Oleh karena itu, akhirnya mengakibatkan ketidaksanggupan dalam memenuhi pengiriman barang ekspor tersebut.
Risiko impor lainnya yang perlu Anda ketahui dalam bisnis adalah risiko transaksi. Hal ini mencakup beberapa poin penting, antara lain adalah sebagai berikut:
Risiko bisnis yang selanjutnya bisa terjadi dan perlu Anda ketahui adalah country risk atau risiko negara tujuan. Dalam country risk sendiri terdapat beberapa risiko lain yang perlu Anda perhatikan, antara lain adalah sebagai berikut:
Risiko bisnis yang berikutnya adalah foreign exchange rate. Hal ini bisa terjadi apabila seorang eksportir melakukan transaksi perdagangan internasional dalam mata uang asing.
Dengan begitu, maka secara otomatis pelaku eksportir tersebut berpotensi menghadapi risiko terjadinya kerugian karena adanya perubahan valas.
Namun, apabila harga tersebut sudah ditetapkan dengan mata uang tertentu dalam kontrak perdagangan internasional, maka fluktuasi nilai tukarnya tidak bisa terhindarkan. Ini bisa saja menguntungkan atau malah merugikan salah satu pihak.
Risiko impor lain yang perlu Anda ketahui adalah risiko peristiwa tidak terduga. Salah satu contohnya adalah adanya bencana alam atau perang.
Hal ini bisa mengubah biaya transportasi karena adanya kenaikan harga bahan bakar kapal atau bahkan tertutupnya pelayaran ekonomis.
Pada transaksi internasional akan menempuh jarak dan muatan yang sering berpindah tangan, serta penyimpanan pada gudang yang terus bertambah.
Hal ini bisa mengakibatkan risiko kerusakan, kehilangan, bahkan pencurian. Nah, apabila barang rusak karena kesalahan dalam pengangkutan, maka hal ini akan menjadi tanggung jawab dari pihak pengangkut sesuai dengan dokumen kontrak pengangkutan yang berlaku.
Risiko bisnis yang terakhir adalah risiko hukum. Peraturan dan hukum yang ada di negara mitra dagang ini bisa berubah dan berbeda dengan yang sebelumnya.
Apabila memang ada sengketa yang menggunakan hukum asing, maka prosesnya akan memakan waktu yang cukup lama. Jalan keluarnya adalah dengan menggunakan international commercial arbitration.
Setelah Anda mengetahui apa saja yang menjadi risiko impor, maka Anda juga harus mempelajari bagaimana cara mengatasi hal tersebut. Cara mengatasinya yakni:
Jadi, inilah beberapa risiko impor yang perlu Anda ketahui. Bagi Anda yang sedang menjalankan bisnis ekspor impor tidak perlu khawatir, daftarkan perusahaan import Anda dan risiko yang bisa saja terjadi. Sebab, ada cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut.