Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan istilah “Jalan Tol”, tetapi apakah Anda pernah mendengar istilah “Tol Laut”? Tol laut merupakan suatu teknologi transportasi untuk memudahkan para pengguna laut dalam berbagai aktivitas.
Bahkan sejak awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo, tol laut menjadi salah satu program utama Jokowi untuk mengakali kondisi geografis Indonesia.
Contoh pelabuhan yang terhubung dengan tol laut Indonesia sesuai cetusan Bapak Joko Widodo yaitu pelabuhan Tanjung Priok ke Tanjung Perak, dan Sorong ke Tanjung Perak.
Dan kapal yang digunakan untuk melintasi tol laut yaitu kapal yang memiliki kapasitas dan volume sangat besar. Selain agar sekali pengangkutan dapat dimaksimalkan untuk mengirim barang dalam jumlah besar, kapal tol laut juga harus mampu melintasi laut dengan jarak yang cukup jauh.
Jika bicara soal jalan tol, hal pertama yang ada dipikiran Anda yaitu sebuah jalur darat dengan tingkatan hambatan yang minimal, atau bahkan tidak ada sama sekali. Seperti namanya, tol laut menjadi hal yang jauh berbeda dari tol darat, meski dengan konsep serupa.
Tol laut adalah tol yang dibangun di atas permukaan laut berupa jalur layar. Tol ini merupakan konsep yang diusung guna mendukung proses pengangkutan logistik.
Dengan begitu segala proses distribusi barang akan semakin mudah dan dapat lebih merata ke daerah-daerah terpencil.
Membangun tol laut, artinya membangun infrastruktur untuk menggabungkan pelabuhan-pelabuhan besar di seluruh Indonesia.
Mungkin Anda sempat membaca di beberapa lini berita bahwa konsep tol laut ini sudah ada sejak zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Bagaimanapun, presiden keenam Indonesia itu sempat meresmikan “tol laut” yang ada di Bali.
Namun ternyata, “tol laut” yang disahkan oleh SBY merupakan jalan tol darat yang jalurnya melewati laut, tepatnya Teluk Benoa.
Tol laut yang mulai tercipta pada tahun 2015 ini memiliki bentuk trayek bebas hambatan yang berada di laut. Meski tidak ada marka seperti yang ada di tol darat, namun tol di lautan juga menyediakan keteraturan yang serupa.
Tol lautan akan selalu melayani logistik angkutan laut secara tetap dan teratur. Tidak hanya itu, tol lautan juga menyediakan feeder maupun hub untuk memaksimalkan tingkat optimalisasi dari program ini.
Dalam pelaksanaannya, Presiden Joko Widodo menunjuk PT. PELNI sebagai pelaksana program logistik jalur laut ini. Harapannya, tol laut menjadi program yang tidak hanya mencakup rute-rute besar, tetapi juga hingga pulau-pulau terluar di Indonesia.
Maka dari itu, Presiden menerbitkan PP No. 106 Th. 2015 mengenai Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang dalam Rangka Pelaksanaan Tol Laut.
Seiringan dengan peraturan tersebut, pemerintah juga menerbitkan PM Perhubungan Nomor PM. 161 Th. 2015 mengenai Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang di Laut.
Pada awal penciptaannya, jumlah trayek yang ada di jalur cepat laut adalah sebanyak 3 buah, yakni Kode Trayek T-1, Kode Trayek T-4, dan Kode Trayek T-6.
Menurut dephub.go.id di tahun 2022 angka tersebut sudah bertambah hingga 34 trayek tol yang mencakup seluruh penjuru Indonesia.
Untuk rincian detail dari ke-34 trayek tol laut yang sudah ada, Anda dapat melihatnya di Keputusan Dirjen Perhubungan Laut No. 8 Thn. 2022 mengenai Perubahan Pertama Atas Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor: KP.998/DJPL/2021.
Di peraturan ini tertera Kode Trayek, jaringan jarak, dan jumlah jarak trayek yang dinyatakan dalam bentuk nautical mile.
Untuk melaksanakan program ini, pemerintah tidak merogoh anggaran yang sedikit. Di tahun 2021, jumlah uang yang terealisasi untuk program tol laut yaitu sebesar Rp453,6 miliar, meski pada akhirnya turun menjadi Rp376,4 miliar.
Meski PT. PELNI adalah pelaksana utama dari tol laut, namun jalur ini sebenarnya terbuka untuk umum. Malahan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terus mendorong pihak-pihak lain untuk memanfaatkan jalur laut ini.
Salah satu program yang sempat Menteri Perhubungan gaungkan adalah diskon untuk muatan sebanyak 50%. Stimulus ini bertujuan untuk meningkatkan minat perusahaan-perusahaan logistik untuk menggunakan sarana dari pemerintah tersebut.
Mengenai pengadaan jalur laut tersebut, sebenarnya bukan hanya PT. PELNI saja yang terlibat dalam realisasi program tersebut.
Selain PT. PELNI, ada 25 perusahaan pelayaran lain yang melayani logistik melalui jalur laut. Angka tersebut didapat dengan mengacu pada daftar perusahaan pelayaran di Indonesia yang dibuat oleh Indonesia Logistik.
Seperti yang Anda sudah pahami, tol laut ini berupa jalur untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di penjuru negeri, khususnya bagian timur Indonesia.
Namun, apa sebenarnya yang mendasari pembangunan jalur laut ini? Dan apakah sebenarnya jalur laut adalah program yang benar-benar berdampak?
Indonesia adalah negara yang sangat luas, meski kaya akan sumber daya, namun harga komoditas kerap kali menjadi isu besar karena logistik yang tidak memadai untuk terjadinya perdagangan yang sehat. Perbedaan harga pun menjadi hal yang sulit untuk terhindarkan.
Sebagai salah satu program pemerintah, tol laut merupakan konsep yang bertujuan untuk menstabilkan harga komoditas di seluruh penjuru negeri. Dengan jalur logistik laut yang selalu tersedia lewat jalan tersebut, harapannya harga komoditas dapat ditekan dengan baik berkat penurunan harga logistik.
Selain menurunkan harga logistik, isu yang lebih penting sebenarnya adalah memastikan ketersediaan bahan-bahan penting maupun barang pokok di daerah-daerah yang terpencil.
Ketersediaan tersebut makin tercapai dengan adanya campur tangan dari pihak-pihak lain. Program jalur laut bukan hanya program mandiri dari Ditjen Hubla (Direktorat Jenderal Hubungan Laut) saja, melainkan Ditjen Udara dan Ditjen Darat.
Barang yang sudah sampai pelabuhan berkat adanya jalur laut tidak hanya berhenti di situ saja. Ditjen Udara dan Ditjen Darat melanjutkan distribusi barang-barang tersebut hingga ke daerah terpencil menggunakan sarana yang mereka miliki masing-masing.
Meski jarang jadi bahan pembicaraan umum, namun tol laut merupakan salah satu sarana penting dalam logistik maupun perdagangan nasional.
Melalui acara FGD (Focus Group Discussion) antara manajemen PT. PELNI dengan Harian Bisnis Indonesia di tahun 2017, Jokowi mengungkapkan manfaat dari adanya jalur laut ini bagi warga
Indonesia bagian timur. Harga barang secara umum turun sebesar 20-25%.
Sentimen yang ada di tahun 2022 juga tidak jauh berbeda. Kali ini Dirjen Perhubungan Laut, Arif Toha, menyampaikan data yang ada di lapangan.
Terbukti sembilan daerah yang jadi sasaran jalur trayek tol lautan ini mengalami penurunan harga barang-barang yang besarnya mencapai separuh.
Barang-barang yang harganya turun terdiri dari banyak aspek. Di Kabupaten Natuna, pakaian yang mengalami dampak positif. Harga kedelai mengalami penurunan harga hingga 40% di Kabupaten Tidore Kepulauan, sedangkan Kepulauan Anambas juga turut ‘kena imbas’ dari segi harga baja ringan.
Komoditas-komoditas tersebut bukan merupakan barang-barang yang memiliki tingkat urgensi rendah, malah justru memiliki peran besar bagi pembangunan sebuah daerah.
Dengan data-data ini, terbukti bahwa tol laut adalah salah satu langkah baik untuk perekonomian Indonesia. Khususnya di daerah terpencil yang selama ini selalu memiliki kesan sebagai “anak tiri” bagi negaranya sendiri.
Selain menurunkan harga komoditas, dampak lain dari tol lautan ini adalah penurunan tingkat pengangguran. Program jalur laut tidak bisa terlaksana tanpa adanya tenaga kerja yang mengatur kelangsungan sarana ini. Tentu ini bukan tujuan utama, namun tetap merupakan dampak positif dari adanya program ini.
Semoga dengan membaca artikel ini, Anda jadi lebih paham bahwa tol laut merupakan salah satu program pemerintah dengan segudang manfaat yang sudah banyak masyarakat rasakan saat ini.
Bagi Anda yang sedang mencari referensi perusahaan pelayaran untuk mendukung kelancaran usaha Anda, maka carilah perusahaan yang sudah terdaftar serta memiliki pengalaman di bidang tersebut. Ada 26 nama perusahaan di Indonesia Logistik yang layak untuk Anda pertimbangkan.
Semoga bermanfaat.