Dalam dunia perdagangan internasional, ekspor memiliki peran vital dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh para eksportir, termasuk salah satunya adalah demurrage.
Selain demurrage, ada juga detention. Namun apa sih demurrage dan detention ini? Dan bagaimana cara mengatasinya?
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai demurrage dan detention dalam ekspor, mengapa hal ini penting untuk diatasi, serta solusi yang dapat diterapkan untuk meminimalkan dampaknya.
Demurrage adalah biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh eksportir kepada perusahaan pelayaran ketika kontainer pengiriman barang tidak segera dikosongkan dan dikembalikan setelah tiba di pelabuhan tujuan.
Istilah demurrage digunakan pada saat muatan masih berada di dalam peti kemas, baik karena belum dibongkar/diimpor, maupun karena belum dimuat (diekspor).
Biasanya, sebagian besar penundaan ini terjadi pada kasus impor. Namun, eksportir juga dapat dikenai sanksi keuangan karena keterlambatan pemuatan. Hanya saja, nominal kasus biaya lembur bagi eksportir tidak sebanyak importir.
Beberapa negara dengan nominal biaya akomodasi termahal adalah:
Detention dalam ekspor mengacu pada biaya yang harus dibayarkan oleh eksportir kepada perusahaan pelayaran ketika kontainer barang tidak segera dikembalikan setelah proses bongkar muat selesai di pelabuhan tujuan.
Detention ini mencakup waktu tambahan di luar waktu standar yang diberikan untuk pengembalian kontainer ke perusahaan pelayaran setelah selesainya proses pengiriman.
Istilah Detention digunakan ketika kargo kosong, baik setelah dibongkar, ataupun sebelum dimuat.
Baca juga : Cara Ekspor Barang ke Luar Negeri Bagi Bisnis Pemula
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya demurrage. Alasan umum keterlambatan adalah importir belum membongkar atau eksportir belum memuat barang ke kapal.
Namun, ada faktor lain yang menjadi penyebab utama denda lembur, antara lain:
Demurrage dan detention merupakan dua hal yang sering menjadi perhatian dalam proses ekspor barang. Keduanya dapat menimbulkan biaya tambahan dan penundaan yang merugikan.
Oleh karena itu, penting bagi para eksportir untuk mengambil langkah-langkah pencegahan guna menghindari kedua masalah tersebut.
Berikut beberapa tips untuk menghindari demurrage dan detention:
Untuk mengurangi biaya penyimpanan, Anda perlu menyiapkan kargo ready sebelum kontainer kosong sampai ke pengirim.
Dengan mempersiapkan kargo untuk diambil secara tepat waktu, kru pemuatan dapat mengisi peti kemas lebih cepat dan peti kemas dapat tiba di pelabuhan sebelum waktu henti berakhir.
Bekerja sama dengan pengirim barang yang tepat untuk mengelola pialang bea cukai, dokumen yang diperlukan untuk izin impor dikumpulkan terlebih dahulu dan semua langkah administratif diselesaikan pada saat peti kemas tiba di pelabuhan tujuan.
Jika memang ada keharusan untuk penyimpanan lebih lama. Anda wajib untuk mengklarifikasi lebih lanjut tentang tarif penyimpanan dan biaya pengiriman per hari dan kontainer.
Komunikasi antara semua pihak harus terbuka dan jelas. Ini agar pengiriman benar-benar berlangsung secara lancar tanpa ada terjadinya demurrage mendadak.
Skill forwarder adalah seorang forwarder atau agen pengiriman memiliki peran penting dalam memfasilitasi proses logistik dan pengiriman barang.
Mereka bertugas merencanakan rute pengiriman, menemukan perusahaan pengiriman yang tepat, menemukan solusi penyimpanan yang kompetitif, mengelola dokumen, dan menyelesaikan langkah administratif penting.
Baca Juga : Masalah yang Dapat Terjadi pada Ekspor Impor
Agar lebih paham mengenai demurrage, Anda dapat melihat salah satu contoh demurrage dalam kasus ekspor impor. Berikut contohnya:
Misalkan Anda adalah seorang eksportir yang mengirimkan kontainer barang elektronik ke negara tujuan. Kontainer tersebut tiba di pelabuhan tujuan dan proses bongkar muat berhasil dilakukan.
Namun, karena berbagai alasan, Anda tidak segera mengambil kontainer tersebut dari pelabuhan. Perusahaan pelayaran memberikan batas waktu gratis selama lima hari untuk mengambil kontainer setelah bongkar muat selesai.
Jika Anda tidak mengambil kontainer tersebut dalam batas waktu lima hari tersebut, perusahaan pelayaran akan memberlakukan biaya demurrage. Setiap hari tambahan setelah batas waktu gratis akan dikenakan biaya tertentu.
Misalnya, setelah melewati lima hari, Anda harus membayar biaya demurrage sebesar Rp500,000 per hari. Jika kontainer Anda tertunda selama sepuluh hari, Anda harus membayar Rp5,000,000 sebagai biaya demurrage.
Dalam contoh ini, demurrage terjadi karena Anda tidak segera mengambil kontainer setelah proses bongkar muat selesai. Penundaan ini dapat mengakibatkan biaya tambahan yang tidak diharapkan dan mempengaruhi efisiensi alur logistik serta waktu pengiriman barang ke konsumen akhir.
Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti jadwal pengambilan kontainer yang ditetapkan dan menghindari terjadinya demurrage.
Dalam era perdagangan global, mengatasi tantangan demurrage adalah kunci untuk mengoptimalkan ekspor, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan melindungi lingkungan.
Jika saat ini Anda sedang mencari jasa perusahaan importir, maka bisa menghubungi Indonesia Logistik. Yaitu sebuah perusahaan penyedia layanan jasa logistik di Indonesia terpercaya. Indonesia Logistik sendiri telah masuk ke dalam daftar perusahaan importir yang ada di Indonesia. Yuk langsung hubungi Indonesia Logistik untuk informasi lebih lanjut!